makalah POSISI ISLAM SEBAGAI AGAMA DAN WAHYU


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Struktur Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampuh : Bapak M. Masrukhan, S.E.,M.E


Kelompok : 4
Di Susun Oleh :
1.      Eva Rosnabilah. F       (1808202050)
2.      Wartini                        (1808202063)
  Fakultas / Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam / Hukum Ekonomi Syariah
Kelas / Semester : B / 1 (satu)
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45132
Telp: (0231) 481264 Faxs: (0231) 489926
2018 M/1440 H



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami yang berjudul “Posisi Islam Sebagai Agama dan Wahyu” mata kuliah Metodologi Studi Islam. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw., beserta keluarga, shahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.
Makalah ini menjelaskan tentang Apa Pengertian Agama Islam, Bagaimana Posisi Islam Sebagai Agama, Bagaimana Ajaran Moral Dalam Agama – Agama, Apa Pengertian Wahyu, Bagaimana Posisi Islam Sebagai Wahyu. Dengan demikian materi makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar mahasiswa.
Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak M. Masrukhan, S.E.,M.E  selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah Metodologi Studi Islam, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Cirebon, 23 Oktober 2018

Penulis






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................  i
DAFTAR ISI ............................................................................................................  ii
BAB I ........................................................................................................................  1
PENDAHULUAN ....................................................................................................  1
A.    Latar Belakang Masalah ...............................................................................  1
B.     Rumusan Masalah .........................................................................................  2
C.     Tujuan ...........................................................................................................  2
BAB II ......................................................................................................................  3
PEMBAHASAN ......................................................................................................  3
A.    PENGERTIAN AGAMA ISLAM ...............................................................  3
B.     POSISI ISLAM  SEBAGAI AGAMA .........................................................  3
C.     AJARAN MORAL DALAM AGAMA – AGAMA  ...................................  7
D.    PENGERTIAN WAHYU ............................................................................  9
E.     POSISI ISLAM SEBAGAI WAHYU .......................................................... 10
BAB III ..................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................ 12
KESIMPULAN ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13
LAMPIRAN  ............................................................................................................ 14



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sebelum Islam datang ke dunia ini telah terdapat sejumlah agama yang dianut oleh umat manusia. Para ahli ilmu Perbandingan Agama the comparative study of religion biasa membagi agama secara garis besar ke dalam dua bagian. Pertama, kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan lahirnya sebagaimana termaktud dalam kitab suci Alquran agama yang demikian ini bisa disebut agama samawi agama langit karena berasal dari atas. Yang termasuk ke dalam agama kelompok pertama ini antara lain Yahudi Nasrani dan Islam kedua kelompok agama yang didasarkan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang membawanya sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya agama yang demikian ini biasanya disebut agama ardhli agama bumi karena berasal dari bumi yang termasuk ke dalam agama seperti ini antara lain agama Hindu majusi Konghucu dan lain sebagainya.
Agama-agama tersebut hingga saat ini masih dianut oleh umat manusia di dunia, dan disampaikan secara turun temurun oleh penganutnya. Di dalam mengkaji agama Islam biasa sering dihadapkan dengan agama-agama tersebut. Sebagian dari mereka ada yang bersifat inklusif pluralis, yakni mengakui keberadaan agama-agama tersebut menghormati dan membiarkannya hidup berdampingan. Dan sebagian yang lain ada pula yang bersifat eksklusif, yakni tertutup tidak mengakui agama agama lain itu bahkan menganggapnya sebagai yang keliru dan mesti dijauhi.
Berkenaan dengan itu kajian terhadap posisi Islam diantara agama-agama tersebut perlu dilakukan sambil melihat persamaan dan perbedaan di antara agama-agama tersebut serta sikap yang seharusnya diambil oleh para Penganut Agama.[1]





B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Agama Islam?
2.      Bagaimana Posisi Islam Sebagai Agama?
3.      Bagaimana Ajaran Moral Dalam Agama – Agama?
4.      Apa Pengertian Wahyu?
5.      Bagaimana Posisi Islam Sebagai Wahyu?

C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Agama Islam
2.      Untuk Mengetahui Posisi Islam Sebagai Agama
3.      Untuk Mengetahui Ajaran Moral Dalam Agama – Agama
4.      Untuk Mengetahui Pengertian Wahyu
5.      Untuk Mengetahui Posisi Islam Sebagai Wahyu















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Agama Islam
Secara umum Islam adalah agama Allah (diinullah) yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam As sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam pengertian ini seluruh nabi-nabi dan para pengikutnya adalah Muslimun. Tatkala orang Yahudi dan Nasrani berebut mengklaim bahwa Nabi Ibrahim adalah pemeluk agama mereka, Allah membantahnya dan mengatakan bahwa Ibrahim itu muslim. 
$tB tb%x. ãNŠÏdºtö/Î) $wƒÏŠqåku Ÿwur $|ÏR#uŽóÇnS `Å3»s9ur šc%x. $ZÿÏZym $VJÎ=ó¡B $tBur tb%x. z`ÏB tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# ÇÏÐÈ  
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik”. (QS Ali ‘Imran :67)
Dalam pengertian seperti itulah Allah menegaskan bahwa agama Allah hanya satu yaitu Islam dan barangsiapa mencari agama selain Islam pasti tidak akan diterima oleh Allah SWT. 
Secara khusus Islam adalah nama dari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai mata rantai akhir dari agama Allah yang diturunkan kepada umat manusia. Sebagai mata rantai akhir dari agama Allah, Islam yang dibawa oleh Penutup para nabi ini telah disempurnakan dan dinyatakan oleh Allah sebagai agama yang diridhai-Nya untuk seluruh umat manusia sampai Hari Akhir nanti. Dengan demikian Islam sebagai agama merupakan sebuah keteraturan hidup yang mengajak penganutnya menyebarkan misi perdamaian, penyerahan diri kepada Tuhan, agar hidup teratur, saling menghargai dan menciptakan kerukunan kepada manusia, serta adanya keseimbangan dalam menjalankan hidup.[2]
B.     Posisi Islam Sebagai Agama
Islam adalah agama yang terakhir di antara sekalian agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang menggerakkan revolusi dunia dan mengubah nasib sekalian bangsa. Selain itu Islam bukan saja agama yang terakhir melainkan agama yang melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.
1.      Dapat dilihat dari ciri khas agama Islam yang paling menonjol yaitu bahwa Islam menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa sekalian agama besar di dunia yang datang sebelum nya diturunkan dan diwahyukan oleh Allah salah satu Rukun Iman ialah bahwa orang harus beriman kepada sekalian nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Di dalam Alquran dijumpai ayat ayat yang menyuruh umat Islam mengakui agama agama yang diturunkan sebelumnya sebagai bagian dari rukun iman misalnya ayat yang berbunyi :
tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qムÇÍÈ  
 “dan orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepada engkau dan apa yang diturunkan sebelum engkau” (Qs Al-Baqarah, 2:4)
z`tB#uä ãAqߧ9$# !$yJÎ/ tAÌRé& Ïmøs9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4 <@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur
¾Ï&Î#ßâur Ÿw ä-ÌhxÿçR šú÷üt/ 7ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß 4 (#qä9$s%ur $uZ÷èÏJy $oY÷èsÛr&ur ( y7tR#tøÿäî $oY­/u šøs9Î)ur 玍ÅÁyJø9$# ÇËÑÎÈ  
  Utusan beriman kepada apa yang diwahyukan kepadanya dari Tuhannya Dan demikian pula kaum mukminin. Mereka semua beriman kepada Allah dan malaikat-Nya dan kitab-Nya dan para Utusan-Nya. Kami tidak membeda-bedakan salah satu diantara para para utusan-Nya.” (Qs Al Baqarah, 2:285)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut terlihat dengan jelas bahwa posisi Islam diantara agama-agama lainnya dari sudut keyakinan adalah agama yang meyakini dan mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para rasul sebelumnya. Dengan demikian orang Islam bukan saja beriman kepada nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam melainkan beriman pula kepada semua nabi. Menurut Alquran yang terang benderang bahwa semua bangsa telah kedatangan nabi: “Tidak ada satu umat, melainkan seorang juru ingat telah berlalu dikalangan mereka.”
Dengan demikian, orang Islam adalah orang yang beriman kepada para nabi dan kitab suci dari semua bangsa. Orang Yahudi hanya percaya kepada para nabi bangsa Israel, orang kristen hanya percaya kepada Yesus Kristus, dan dalam kadar kecil percaya juga kepada para nabi bangsa Israel, orang Budha hanya percaya kepada Sang Buddha, orang majusi hanya percaya kepada Zaraustra, orang Hindu hanya percaya kepada para nabi yang timbul di India; orang Konghucu hanya percaya kepada Konghucu, tetapi orang Islam percaya kepada semua nabi dan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai nabi terakhir. Oleh karena itu Islam adalah agama yang meliputi semuanya yang mencakup segala agama di dunia demikian pula kitab sucinya yaitu Al Quran adalah gabungan dari semua kitab suci di dunia.[3] Didalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.
2.      Posisi Islam diantara agama agama besar di dunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama Islam yang memberinya kedudukan istimewa di antara sekalian agama selain menjadi agama yang terakhir dan yang meliputi semuanya Islam adalah pernyataan kehendak Allah yang sempurna di dalam Alquran dinyatakan: "pada hari ini aku sempurnakan untuk kamu agama kamu dan aku lengkap kan nikmat-Ku kepada kamu dan aku pilihkan untuk kamu Islam sebagai agama."[4] . Sebagaimana halnya bentuk-bentuk kesadaran orang lain kesadaran yang lain kesadaran beragama bagi manusia sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur dari abad ke abad mengalami kemajuan. Demikian pula Wahyu tentang kebenaran Agung yang diturunkan dari langit juga mengalami kemajuan dan ini mencapai titik kesempurnaan dalam Islam. Kebenaran Agung inilah yang diisyaratkan oleh Yesus dalam sabdanya: banyak lagi perkara yang aku handak katakan kepadamu tetapi sekarang ini tiada kamu dapat menanggung dia. Akan tetapi ia sudah datang, ya itu roh kebenaran maka ia pun akan membawa kamu kepada segala kebenaran.
3.      Posisi Islam diantara agama agama lainnya dapat dilihat dari peran yang dimainkannya. Dalam hubungan ini agama Islam memiliki tugas besar, yaitu
1)      Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan di antara sekalian agama di dunia
2)      Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya[5] memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para Penganut Agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan ke dalam agamanya itu
3)      Mengajarkan kebenaran Abadi yang sebelumnya tak pernah diajarkan, berhubung dengan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat perkembangan mereka dan yang terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju
4.      Posisi agama terhadap agama-agama lain dapat dilihat dari dua sifat yang dimiliki ajaran Islam yaitu akomodatif dan persuasif. Berupa yang mengakomodir ajaran-ajaran agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru dalamnya sebelum Islam datang dijumpai adanya pembiasan melakukan kurban persembahan kepada para dewa dan alur untuk memperoleh keberkahan. Kebiasaan berkurban ini diteruskan oleh Islam dengan mengganti benda yang dikorbankan bukan lagi manusia melalui melalui hewan ternak tujuan kurban diarahkan sebagai bentuk pengabdian dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikan-Nya sedangkan daging kurbannya diberikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang kurang mampu dengan kurban tersebut maka akan tercipta tujuan agama yaitu menjalin hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia syariat tentang berkurban ini diabadikan dalam Alquran pada ayat berbunyi:
!$¯RÎ) š»oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ   Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ  
“Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak maka Dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berklrbanlah”. (QS Al-Kautsar; 108:1-2)[6]
5.      Posisi Islam diantara agama agama lain dapat dilihat dari adanya unsur perubahan di dalamnya dengan datangnya Islam agama memperoleh arti yang baru dalam hal ini paling kurang ada dua hal pertama agama tak boleh dianggap sebagai digma yang orang harus menerimanya Jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal dalam Islam agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang didasarkan atas pengalaman universal umat manusia bukan hanya bangsa ini atau bangsa itu saja yang menjadi pilihan Allah dan yang menerima wahyu ilahi sebaliknya Wahyu itu diakui sebagai faktor penting untuk evolusi manusia selanjutnya mengenai pengertian agama sebagai ilmu ini di mantapkan dengan menyajikan ajaran agama sebagai landasan bagi perbuatan. Tak ada satupun ajaran agama yang dijadikan landasan perbuatan bagi perkembangan manusia menuju tingkat kehidupan yang lebih tinggi lagi kedua ruang lingkup agama itu tak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan juga mencakup kehidupan dunia dengan kehidupan dunia yang baik manusia dapat mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.
Contoh penerapan ajaran islam dalam kehidupan sehari – hari:
1.         Mendirikan Shalat
2.         Menunaikan zakat
3.         Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan
4.         Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu
5.         Membaca al-Qur’an

C.    Hubungan Islam Dengan Agama Lain Pada Ajaran Moral Atau Akhlak
Dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak yang mulia yang ada di dalamnya ajaran moral dalam agama - agama sebagai berikut:
6.         Dalam agama Hindu terdapat ajaran pengendalian tentang kesenangan ajaran ini menganggap bahwa keinginan terhadap kesenangan merupakan hal yang bersifat alamiah sesuai dengan kodrat manusia kepada orang yang umenginginkan kesenangan. Ajaran Hindu mengatakan silakan hal itu tidak jelek kesenangan adalah salah satu dari empat tujuan yang sah dalam hidup kita dunia ini mengandung kemungkinan yang amat luas untuk memperoleh kesenangan itu dunia penuh dengan keindahan dan hal-hal yang menyenangkan bagi pancaindra kita. Lebih lagi ada dunia lain di atas dunia  ini di mana kesenangan itu meningkatkan sejuta kali lipat tiap putaran kita juga akan mengalami dunia tersebut pada babak - babak kehidupan kita di kemudian hari dalam proses penjadian kita, tentu saja hedonisme seperti hal-hal lainnya perlu dipahami secara tepat tidak seperti hasrat dapat dituruti tanpa risiko tujuan kecil-kecil dalam jangka pendek harus dikorbankan demi tujuan yang lebih besar di masa yang akan datang.[7]
7.         Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula dijumpai dalam ajaran Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa di dalam agama Yahudi ini terdapat 10 perintah Tuhan yang meliputi:
1)      Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2)      Larangan menyekutukan Tuhan dengan apa saja dan dimana saja
3)      Larangan menyebut nama Tuhan dengan kata-kata yang dapat menyia-nyiakannya
4)      Memuliakan hari pemberhentian Tuhan dan menciptakan yaitu hari sabbat
5)      Menghormati ayah dan ibu
6)      Larangan membunuh sesama manusia
7)      Larangan berbuat zina
8)      Larangan mencuri
9)      Larangan menjadi seksi palsu; dan
10)   Menahan dorongan hawa nafsu atau keinginan untuk memiliki sesuatu yang bukan menjadi miliknya.
8.         Selanjutnya dalam agama Kristen dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik yang bertolak pada pengendalian diri dalam kitab Perjanjian Lama terdapat kata-kata yang sering diulang-ulang oleh Yesus kata-kata tersebut antara lain berbunyi “cintailah sesama manusia seperti anda mencintai diri anda sendiri lakukanlah terhadap orang lain apa yang anda ingin lakukan terhadap diri anda sendiri datanglah kepadaku kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku akan menyegarkan kamu carilah kebenaran maka kebenaran itu akan memerdekakan kamu”. Lebih lanjut ajaran Kristen mengatakan bahwa satu-satunya jalan untuk memahami isi nasehat Yesus yang luar biasa mengenai bagaimana perilaku kita terhadap sesama manusia adalah dengan memandang ajaran-ajaran tersebut sebagai ajaran yang disusun berdasarkan paham tentang Tuhan yang mencintai manusia secara mutlak tanpa memperhitungkan nilai manusia itu ataupun kekurangan-kekurangannya .
posisi Islam diantara agama-agama lain tampak bersifat adil objektif dan proporsional dengan sifatnya yang adil ajaran Islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan agama-agama yang pernah ada di dunia sebagai yang bersifat objektif ajaran Islam memberikan penilaian apa adanya terhadap agama agama lain terhadap terhadap agama lain yang benar dibenarkan oleh Islam dan terhadap agama yang tersesat disalahkan dan diperbaiki oleh ajaran Islam dan terhadap ajaran agama yang tidak seimbang Dalam memberikan perhatian diberikan perhatian yang proporsional dalam pandangan yang demikian itu Islam bukanlah agama yang eksklusif yakni tidak mau kompromi dan berdialog dengan agama lain melainkan agama yang terbuka rasional objektif dan demokratis Islam adalah untuk orang-orang yang dapat menggunakan pemikirannya dengan sifatnya yang demikian itu maka Islam telah tampil sebagai penyempurna korektor ,pembenar dan sekaligus sebagai pembaru.
Posisi Islam yang demikian itu membawa penganut Islam sebagai umat yang ideal menjadi pemersatu dan perekat di antara agama-agama yang ada di dunia.
Namun demikian diketahui bahwa diantara agama-agama tersebut terdapat segi segi perbedaan yang secara spesifik dimiliki oleh masing-masingsegi-segi perbedaan yang spesifik tersebut terdapat pada ajaran yang bersifat teologis normatif  yaitu ajaran yang diyakini sebagai yang benar tanpa memerlukan dalil-dalil yang harus memperkuat nya ajaran tersebut dianggap sebagai yang ideal dan harus dilaksanakan ajaran-ajaran yang demikian itu berkaitan dengan keyakinan dan ritualistik yakni peribadatan terhadap ajaran ajaran yang demikian itu masing-masing agama dianjurkan harus menghargai dan menghormati nya.
Dengan melihat posisi Islam yang demikian itu maka tidak ada alasan Bagi siapapun untuk mencurigai atau takut pada Islam Islam agama perdamaian jauh dari sikap bermusuhan peperangan dan sebagainya. Oleh karena itu upaya upaya kaum barat yang menghubungkan Islam sebagai agama kaum teroris adalah sama sekali jauh dari sifat ajaran Islam yang demikian demikian pula terjadinya pertentangan antara satu agama dengan agama lain Sebagaimana terlihat dalam sejarah sama sekali bukan disebabkan karena faktor agama melainkan karena faktor-faktor lain yang mengatasnamakan agama agama yang demikian itu terkadang dijauhkan dari watak aslinya sebagai pembawa Rahmat diganti dengan sifat dan watak yang menakutkan hal yang demikian juga boleh jadi dari sikap dan pandangan para penganut agama masing-masing yang mencoba memaksa agama untuk membenarkan tindakan penyimpangan nanya Upaya ini harus segera dicegah dan dikembalikan ke dalam situasi yang memperlihatkan keharmonisan hubungan antara agama-agama yang ada di dunia.[8]

Untuk menyikapi dari berbagai ajaran islam bagi kita adalah :
Dalam UUD 1945 pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa Indonesia adalah Negara hukum. Oleh karena itu, maka sejatinya dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk didalamnya masalah keyakinan  haruslah diselesaiakan dengan aturan hukum pula. Inilah yang sejatinya makna kampanye tokoh-tokoh agama yang menyuarakan tasamuh (toleran) dalam perbedaan.
Dalam perspektif Islam, sejarah sudah mencatat dengan jelas dan dipahami oleh seluruh umat, bahwa Islam didakwakan oleh Rasulullah dan diteruskan oleh para Sahabat, Tabiin, Tabi’ Tabiin, sampai para ulama’ adalah dengan jalan yang ma’ruf bukan dengan jalan yang munkar (anarkhi). Rasulullah SAW ketika berdakwa dan di tolak bahkan dimusuhi akan di bunuh, Rasulullah SAW tidak serta merta dengan otoritas keRasulan dan sebagai pemimpin umat tidak langsung menindas balik orang-orang tersebut. Sebaliknya Rasul justru mendoakan balik orang-orang tersebut supaya tidak di azhab dan mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

D.   Pengertian Wahyu
Kata wahyu berasal dari bahasa Arab al-wahyu, yang artinya suara, api dan kecepatan. Al-Wahyu diartikan juga dengan bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Dalam wacana keislaman, al-wahyu lebih dimaknai sebagai pemberitaan, risalah dan ajaran Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Dalam kata wahyu terkandung arti penyampaian sabda atau firman Allah kepada orang-orang yang menjadi pilihanNya untuk diteruskan kepada umat manusia sebagai pegangan dan panduan hidupnya.[9]
Istilah wahyu dalam al-Qur’an muncul sebanyak 78 kali, yang masing-masing memiliki makna dan pengertian yang beragam. Dari segi maknanya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Wahyu dalam arti firman Allah yang disampaikan kepada Nabi dan RasulNya, yang berupa risalah atau kitab suci. Misalnya pada QS. An-Nisa’ ayat 163.
2.      Wahyu dalam arti firman (pemberitahuan) Allah kepada Nabi dan RasulNya untuk mengantisipasi kondisi dan tantangan tugasnya. Seperti dalam QS. Al-A’raf ayat 117.
3.      Wahyu dalam arti instink atau naluri atau potensi dasar yang diberikan Allah kepada makhlukNya. Contohnya pada QS. An-Nahl ayat 68.
4.      Wahyu dalam arti pemberian ilmu dan hikmah. Misalnya dalam firman Allah QS, Al-Isra’ ayat 39.
5.      Wahyu dalam arti ilham atau petunjuk Allah kepada manusia dalam bentuk intuisi atau inspirasi dan bisikan hati. Hal ini terdapat dalam QS. Al-Qashash ayat 7.

E.     Posisi Islam Sebagai Wahyu
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada umatnya-Nya. Islam merupakan agama yang sederhana dan mudah untuk diikuti , kerena siapa pun bisa masuk islam , hanya dengan keyakinan diri kepada Allah SWT , dan membaca 2 kalimat syahadat.
Islam disebut sebagai agama wahyu , karena islam bersumber dari Allah SWT lewat malaikat-malaikat kepada Rosul-Nya
Ciri-ciri dari agama wahyu :
1.      Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
2.      Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
3.      Ajarannya serba tetap , walaupun tafsirnya berubah sesuai dengan kondisi atau sesuai dengan kemajuan rasio, kecerdasan dan kepekaan manusia . namun ajaran islam tetap sama
4.      Konsep ketuhananya adalah mutlak (tauhid), yang mengandung kebenaran yang mutlak juga
5.      Kebenarannya bersifat universal yaitu berlaku untuk setiap manusia , masa dan keadaan .Tidak ada batasan dalam menganut agama wahyu
Al-Qur’an adalah firman Allah , sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah penerima pesan dari Allah SWT . perlu ditegaskan disini Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an benar benar murni. Wahyu tidak hanya untuk nabi saja , tetapi juga ntuk manusia.
Wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW , baik dalam bentuk kitab maupun seruan hati pasti mengandung ajaran ajaran berupa larangan  dan susunan , seperti larangan berzina, durhaka kepada orang tua dan lainnya. Begitupun suruhan untuk menyembah Allah , bribadah kepada Allah, da melakukan sesuatu hal semata mata hanya karena Allah
Islam adalah agama satu satunya yang bersumber dari wahyu .Dalam sistem ajaran islam , wahyulah yang pertama dan utama . wahyu yang paling baik dapat kita jadikan pedoman dan dapat kita temui didalam kitab Al-Qur’an , maupun sunnah Rosulullah yang dapat kita jadikan tuntunan , arahan dan bimbingan pada akal manusia dan dikembangkan secara benar dan memahami wahyu yang telah ditetapkan Allah.




















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Islam adalah agama Allah (diinullah) yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam As sampai kepada Nabi Muhammad SAW
posisi Islam diantara agama-agama lain tampak bersifat adil objektif dan proporsional dengan sifatnya yang adil ajaran Islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan agama-agama yang pernah ada di dunia sebagai yang bersifat objektif ajaran Islam memberikan penilaian apa adanya terhadap agama agama lain terhadap terhadap agama lain yang benar dibenarkan oleh Islam dan terhadap agama yang tersesat disalahkan dan diperbaiki oleh ajaran Islam dan terhadap ajaran agama yang tidak seimbang Dalam memberikan perhatian diberikan perhatian yang proporsional dalam pandangan yang demikian itu Islam bukanlah agama yang eksklusif yakni tidak mau kompromi dan berdialog dengan agama lain melainkan agama yang terbuka rasional objektif dan demokratis Islam adalah untuk orang-orang yang dapat menggunakan pemikirannya dengan sifatnya yang demikian itu maka Islam telah tampil sebagai penyempurna korektor ,pembenar dan sekaligus sebagai pembaru.
Dalam wacana keislaman, al-wahyu lebih dimaknai sebagai pemberitaan, risalah dan ajaran Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Dalam kata wahyu terkandung arti penyampaian sabda atau firman Allah kepada orang-orang yang menjadi pilihanNya untuk diteruskan kepada umat manusia sebagai pegangan dan panduan hidupnya
Posisi islam sebagai wahyu adalah untuk menyebarkan ajaran –ajaran yang ada didalam wahyu yaitu Al-Qur’an dan hadis yang menjadi pedoman hidup umat muslim






DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin. 2015. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Prenada Media
Maulana, Muhammad, Ali, M.A.LL B, Islamologi (Dinul Islam), Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve)
Nata, Abudin, 2014. Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers
Samith, Hustom , 1985. Agama – Agama Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Salimi, Ibnu, dkk, 1997.  Serial Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Studi Islam, Surakarta: Lembaga Studi Islam Ums
Quraysh, Syihab, 1998. Membumikan Alquran, Bandung: Mizan



















LAMPIRAN
Kritik dan Saran :
1.      Hilda               : Daftar pustaka
2.      Miyah              : Penulisan ayat al-Qur’an
3.      Siti Humaeroh : Penulisan kata Islam dan Muhammad
Penanya :
1.      Miyah                          : Sebutkan contoh Posisi Islam dalam Kehidupan Sehari – hari
2.      Mar’atus Soliha          : Mengapa Islam di zaman sekarang banyak beberapa aliran, dan
                                      bagaimana menyikapinya ?
3.      Karnila                        : Jelaskan Ajaran dan Contohnya:
4.      Andrianto                    : Sejak kapan Islam itu ada? dan bagaimana tata cara pengucapan syahadat?
Penambah :
1.      Dita Mardiata
2.      Andrianto
3.      Arif




[1] H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, cet.21, Jakarta: Rajawali Pers,2014, halm.119
[2] Muhaimin. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Prenada Media, 2005

[3] Maulana Muhammad Ali, M.A.LL B, Islamologi (Dinul Islam), Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve), hlm.3
[4] Qs Al-Maidah : 3
[5] H.M.Quraish Shihab, Membumikan Alquran, Bandung: Mizan, 1998, cet.1, hlm.67
[6] Qs Al-Kautsar : 1-2
[7] Huston Smith, Agama – Agama Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985, hlm.20
[8]  Abuddin Nata, Posisi Islam di antara Agama – Agama di Dunia , cet.21, Jakarta: Rajawali Pers,2014, halm.119

[9] Ibnu Salimi, dkk, Serial Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Studi Islam, cet. 1, Surakarta: Lembaga Studi Islam Ums, 1997), hlm.14

Comments