MAKALAH
METODOLOGI STUDI ISLAM
Struktur Ilmu
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen
Pengampu : M. Masrukhan, S.E., M.E
Kelompok 6
Di
Susun Oleh :
1.
Denayu
Pangestu (1808202079)
2.
Emah
Noviyatul Nurmalia (1808202080)
3.
Solehatul
Fitri (1808202074)
Kelas / Semester : B / 1
(satu)
HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa
dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Studi Islam ini dapat selesai sesuai dengan waktunya. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW dan
semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada hambatan yang selalu
mengiringi namun atas kerja sama dan diskusi, akhirnya semua hambatan dalam
penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya dalam Metodelogi Studi islam dan
adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan
pengumpulan sumber informasi dari berbagai sumber buku dan media massa yang
mendukung dengan tema makalah ini.
Selain itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan dalam
penyusunan makalah ini. Dan penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu dan memberi arahan kepada penulis.
Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca. Penulis menyadari kesempurnaan dan keagungan hanya milik
Allah semata. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan saya makalah ini dapat
diapresiasi sehingga dapat bermanfaat baik bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Cirebon, 14 Desember
2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin
tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya
makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara
sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini
terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival).
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya umat manusia
memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat
tentang alam dimasa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan
yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya pada lingkungan serta mengubah
ligkungan dan sifat-sifatnya sendiri.
Cakupan objek filsafat lebih luas
dibandingkan dengan ilmu, karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang
empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan yang non empiris.
Disamping itu, secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena
filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara
sistematis, rasional, dan logis, termasuk hal yang empiris. Dari filsafatlah
ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati
ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi.
1. Apa pengertian pengetahuan, ilmu dan
filsafat?
2.
Apa
perbedan dari pengetahuan, ilmu dan filsafat?
3.
Bagaimana
metode ilmiah dan struktur ilmu?
1. Untuk menegtahui pengertian pengetahuan,
ilmu dan filsafat
2. Bisa membedakan pengetahuan, ilmu dan
filsafat
3. Untuk menegtahui metode ilmiah dan
struktur ilmu
1.
Pengertian
Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata
dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Sedangkan
secara terminologi akan dikemukakan
beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu
adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Lebih lanjut lagi
dijelaskan bahwa pengetahuan dalam arti luas berarti semua kehadiran
Internasional objek dalam subjek. Namun dalam arti sepit dan berbeda dengan
imajinasi atau pemikiran belaka, pengetahuan hanya berarti putusan yang benar
dan pasti (kebenaran, kepastian). [1]
2.
Pengertian
Ilmu
Kata Ilmu berasal dari bahasa Arab, a’lama yang berarti pengetahuan. Kata
ini sering disejajarkan dengan kata secience
dalam bahasa Inggris. Kata sciene itu
sendiri memang bukan asli Inggris. Tetapi ia merupakan serapan dari bahasa
Latin, scio, scire yang arti dasarnya
pengetahuan. Ada juga yang menyebut bahwa science
berasal dari bahasa Latin scire dan
secientia yang berarti pengetahuan
dan aktivitas mengetahui. (Sidi Ghazalba, 1973: 41).
Athur
Thomson mendefinisikan ilmu sebagai pelukisan fakta-fakta, pengalaman secara
lengkap dan konsisten meski dalam perwujudan istilah yang sederhana. S. Hornby
(1996: 307) mengartikan ilmu, “secince is organized knowledge obtained by
observation and testing of fact” (ilmu adalah susunan atau kumpulan
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta ).[2]
3.
Pengertian
Filsafat
Filsafat berasal dari
bahasa Arab falsafalqun. Orang Arab
mengambilnya dari bahasa
Yunani, yaitu philosphie. Dalam
bahasa Yunani, philosophie merupakan
kata majemuk yang terdiri atas philo dan
sopia. Menurut Pujawiyatna (1987), philo artinya cinta dalam hati
seluas-luasnya sedangkan sopia artinya
kebijaksanaan.
Dari keterangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu yang menerangkan dan menggunakan
metode serta sistem untuk mendapatkan yang ingin diketahui secara mendalam dan
mengakar, melebihi yang didaptkan oleh ilmu pengetahuan.[3]
Perbedaan antara pengetahuan, ilmu dan
filsafat adalah sebagai berikut. Pengetahuan berada pada tahap pertama, yaitu
sekedar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan ilmu sudah
sampai tahapan yang kedua, yaitu pengenalan secara rasio, artinya keberadaan
manusia (manusia sebagai objek) dengan segala sifatnya sudah di analisis secara
akal, sehingga tidak bertanya-tanya dan ragu-ragu. Perbedaan ilmu dan filsafat
adalah objek filsafat universal atau bersifat umum, sementara ilmu bersifat
khusus.
Kemudian, penjelajah ilmu akan merasa puas
dengan teori-teorinya, sedangkan filsafat terus berenang dan menyelam pada uji
coba dan eksperimen, seperti halnya yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s ketika
ingin mengetahui cara menghidupkan orang yang sudah mati (Q.S. Al-Baqarah:
260).
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِۧمُ رَبِّ أَرِنِي كَيۡفَ تُحۡيِ
ٱلۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَ لَمۡ تُؤۡمِنۖ تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطۡمَئِنَّ
قَلۡبِيۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةٗ مِّنَ ٱلطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ
ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٖ مِّنۡهُنَّ جُزۡءٗا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ يَأۡتِينَكَ
سَعۡيٗاۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
Artinya: “Dan (ingatlah)
ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum
yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan
tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau
demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu.
(Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian
dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera." dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.[4]
1. Hakikat Metode
Ilmiah
Nazir menjelaskan, metode ilmiah atau proses ilmiah
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis (Ahmad Tanzeh, 2009). Para ilmuan melakukan observasi
serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.
Metode ilmiah dapat dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur
dalam pertimbangan-pertimbangan logis.
2. Kriteria Metode
Ilmiah
Beberapa kriteria agar metode yang digunakan dalam
penelitian disebut ilmiah, yaitu sebagai berikut:
a. Berdasarkan fakta
b. Bebas dari
prasangka
c. Menggunakan
prinsip analisis
d. Menggunakan
hipotesis
e. Menggunakan ukuran
objektif
f.
Menggunakan kuantifikasi
Beberapa
langkah-langkah metode ilmiah, yaitu sebagai berikut:
a. Memilih dan
mendefinisikan masalah
b. Survei terhadap
data yang tersedia
c. Memformulasikan
hipotesis
d. Membangun kerangka
analisis
e. Mengumpulkan data
primer
f.
Meolah, menganalisis, serta membuat interpretasi
g. Membuat
generalisasi dan kesimpulan
h. Membuat laporan
3. Struktur
Pengetahuan Ilmiah
Struktur artinya susunan, dengan menggabungkan
struktur bersama pengetahuan. Artinya menjadi susunan pengetahuan ditambah
dengan kata “ilmiah”, yang secara harfiah adalah susunan pengetahuan tertata
dengan baik dan sistematis.[5]
Dalam lapangan keilmuan, dikenal dengan luas adanya
dua cabang pengetahuan (objek ilmu). Kedua objek ilmu dimaksud adalah pertama,
ilmu kealaman yang kedua, ilmu budaya sebagai hasi dari eksperi ruh
manusia.
1. Ilmu kealaman
Ilmu-ilmu kealaman memperoleh suatu objektivitas yang
khas, yaitu semata-mata bersifat empiris –ekspirimental. Suatu aksi tertentu
dapat melahirkan reaksi tertentu pula. Kelebihan dari objek kealaman ini
adalah, jumlah variabelnya banyak terbatas, gejala fisik yang diamati pada
umumnya seragam.
2. Ilmu sosial budaya
Ilmu-ilmu
sosial humanistik sering juga disebut sebagai ilmu tingkah laku, termasuk dalam
bidang kajian ini adalah ilmu sosial budaya. Objek ilmu-ilmu sosial adalah
gejala yang dapat diamati dan dinalar sebagai suatu fakta empiris, termasuk
didalamya adalah arti, nilai dan tujuan.
[6]
BAB III
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu mendasar pada akal pikir lewat
pengalaman dan indra, dan filsaat mendasar pada otoritas akal murni secara
bebas dalam penyelidikan terhadap kenyataan dan pengalaman teruama dikaitkan
dengan kehidupan manusia. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas, aktivitas
harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu
mendatangkan pengetahuan yang
sistematis. Kesatuan dan interaksi diantara aktivitas, metode, dan pengetauan
menyusun suatu ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kodir Koko, 2017, Metodologi Studi Islam,
Bandung,
Pustaka Setia
Budi.
Bakhtiar Amsal, 2013, Filsafat Ilmu,
Jakarta, Pustaka Rajagrafindo Persada.
Sumarna Cecep, Filsafat
Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai, Bandung, Pustaka Bani Quraisy.
Pertanyaan:
1. Nadia: kenapa penjelajah ilmu puas, apa saja teorinya?
dan kenapa filsafat ilmu tidak merasa puas?
2. Wartini: apakah filsafat itu tidak dikatakan ilmu?
3. Driki: apa yang dimaksud sifat empiris dan
eksprimental?
4. Hisni: kenapa orang di jazirah Arab tidak mempelajari
ilmu filsafat?
5. Rizal: jelaskan apa yang dimaksud baik dan sistematis
dalam metode ilmiah dalam filsafat islam?
[2] Cecep Sumarna,
Filsafat Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2006), 95.
Comments
Post a Comment