Tugas ini
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosan
Pengampu : Pak M Masrukhan ME
Dususun
oleh :
Desih
Dinningthias (1808205066)
Ina Khoerunnisa (1808205062)
Shafira Hendrayani (1808205064)
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH B / 1
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi
telp. (0231) 481264 Cirebon 45123
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah
kami dengan judul “islam sebagai agama wahyu” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang
paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran
dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali.
Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih
memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya
makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap
pembacanya.
Cirebon , 31 oktober 2018
Penyusun
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
2. Rumusan masalah.............................................................................................. 1
3. Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wahyu.......................................................................................... 2
2.2. Epistemologi Wahyu...................................................................................... 2
2.3. Wahyu Kauniyah Dan Quraniyah.................................................................. 4
2.4. Posisi Akal Terhadap Wahyu......................................................................... 4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................ 5
Daftar Pustaka....................................................................................................... 6
Ada beberapa agama yang diakuioleh
Negara di Indonesia, seperti Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Kong
Hu Chu. Tapi agama yang turun dari Tuhan atau agama samawi menurut beberapa
sumber hanya ada tiga, yaitu islam, yahudi, dan nasrani. Sementara agama yang
lain merupakan agama yang berasal dari akal pemikiran manusia. Agama wahyu
memiliki cirri yang diantaranya adalah berasal dari Tuhan, dan pedoman turun
langsung dari sang pencipta. Sebagai agama wahyu, posisi akal yang merupakan
anugerah tertinggi perlu ditelaah lebih mendalam terhadap wahyu.
a. Apa pengertian wahyu?
b. Bagaimana epistemology wahyu?
c. Apa Wahyu kauniyah dan
quraniyah?
d. Bagaimana posisi akal terhadap wahyu?
a. Menjelaskan pengertian wahyu.
b. Memahami epistimologi wahyu.
c. Menjabarkan definisi wahyu
kauniyah dan quraniyah.
d. Menjelaskan posisi akal terhadap
wahyu.
Dalam
islam, wahyu artinya “perkataan” Tuhan. Dia mewahyukan melalui bahasa, bukan
dalam bahasa non manusia yang misterius, namun dengan bahasa manusia yang jelas
dan dapat dimengerti.[1] Tuhan
berbicara kepada manusia dan manusia mendengarkan kata – kata dan
memahaminya. Itulahwahyu.[2]
Dalam
makalah ini akan dibahas dua makna wahyu menurut bahasa dan istilah. Menurut
bahasa ditemukan banyak sekali arti dalam Al Quran yang diantaranya adalah
suara, bahasa isyarat, bisikan, paham, api. Sementara itu menurut istilah
dikemukakan oleh beberapa sumber dan tokoh, diantaranya:
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia,wahyu
adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan
rasul melalui mimpi dan sebagainya.
b. Ensiklopedia bebas, wahyu
adalahkalam atau perkataan dari Allah, yang diturunkan kepada seluruh
makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung.
c. Muhammad Rasyid Ridha, wahyu
adalah pemberitahuan Allah Swt mengenai hokum syariat kepada salah seorang
nabi.
d.
Zarqani, wahyu adalah pemberitahuan Allah Swt mengenai sesuatuyang
diinginkan untuk disampaikan kepada hamba-Nya yang terpilih secara tersembunyi.
Dari
beberapa pengertian wahyu yang Kami sebutkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
wahyu adalah petunjuk atau pemberitahuaan mengenai sayariat dari Allah SWT yang
diturunkan kepada utusanNya melalui perantara malaikat / langsung secara
tersembunyi.
2.2.1.Sumber
wahyu
Dari
pengertian wahyu yang telah disebutkan diatas tentu dapat dipahami bahwa wahyu
merupakan ajaran yang bersumber dari Allah SWT. Ajaran tersebut dimaksudkan
untuk pedoman ummat dalam hidup di dunia. Allah mempunyai utusan untuk
menyampaikan wahyu tersebut kepada manusia. Hal ini dijelaskan dalam Al Quran
sebagai beerikut:
“Sesungguhnya ia
(al-Quran) diturunkan oleh Tuhan Pengatursemesta alam.
Dibawa turun olehRuhul Amin (Jibril) pada hatimu agar
kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan” (QS. asy-Syu’ara:192-194).
2.2.2. Proses pengetahuan wahyu
Menurut
Al Qur’an sendiri, hanya ada tiga bentuk komunikasi verbal dari Tuhan kepada
manusis.[3] Dalam
hal ini kita dapat melihat pada surat Al Shura ayat 51, sebagai berikut:
“Dan tidak ada bagi seorangmanusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali denganperantaraan wahyu atau di belakang tabir atau denganmengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukankepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia MahaTinggilagi Maha Bijaksana.”
“Dan tidak ada bagi seorangmanusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali denganperantaraan wahyu atau di belakang tabir atau denganmengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukankepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia MahaTinggilagi Maha Bijaksana.”
Ayat
tersebut menjelaskan bahwa penerimaan wahyu dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Dengan
komunikasi misterius
Merupakan
proses penerimaan ilham secara langsung tanpa perantara, termasuk mimpi yang
tepat dan benar. Oleh Karena itu, tidur para nabi adalah satu bentuk wahyu
sebagaimana yang disampaikan Amirul Mukminin Ali as, beliau berkata, “Mimpi
para nabi adalah wahyu.”
2. Berbicara
dibalik tabir
Allah
berbicara kepada utusanNya secara langsung tanpa melalui perantara. Hal ini
dialami oleh Nabi Musa a.s. Nabi Musa as mendengar pembicaraan Allah melalui
sebatang pohon.Dalam al-Quran disebutkan, Manakala Musa tiba di tempat itu,
Musa diseru dari pinggir lembah yang diberkahi dari sebatang pohon, “Wahai Musa
sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan pengatur alam raya.” (QS.
al-Qashash:30).
3. Mengirimkan
seorang utusan
Dalam
hal ini, Nabi berbicara kepada Allah melalui perantara malaikat Jibril. Nabi
Muhammad menerima wahyu dengan cara ini, meliputi 3 bentuk, yaitu seperti gemerincing
lonceng, melihat Jibril dalam wujud asli, dan menjelma sebagai manusia.
2.2.3.Karakteristik
wahyu
Wahyu
yang berupa al-Qur’an maupun hadits, memiliki karakteristik yang asli.
Pengetahuan mengenai berbagai karakteristik ini dianggap sangat penting dalam
kaitannya dengan pemahaman ajaran - ajaran yang terkandung di dalamnya. Berikut
ini adalah beberapa karakteristik wahyu :
a. Wahyu,
baik berupa al-Qur’an maupun hadits, bersumber dari Tuhan. Pribadi nabi SAW
menyampaikan wahyu ini, memainkan peran yang sangat penting dalam menyampaikan
makna wahyu tersebut. Seperti firman Allah dalam Q.S An-Najmayat 3-4 yang
artinya : “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan
hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
b. Wahyu,
baik berupa Al-qur’an maupun hadits, merupakan perintah yang berlaku umum atas
seluruh umat manusia, tanpa mengenal ruang dan waktu, baik perintah itu
diungkapkan dalam bentuk umum maupun khusus.
c. Wahyu
itu berupa nash-nash yang berbahasa arab dengan gaya ungkap bahasa yang
berlaku. Orang arab memiliki gramatika khas dalam bahasa mereka, baik dari segi
indikasi lafal terhadap maknanya, dari segi pemakaian makna yang tidak
terkandung pada lafalnya maupun dari segi kekayaan sastranya. Wahyu ini
menggunakan bahasa arab dengan kaidahnya yang paling tinggi, sehingga Alqur’an
mencapai tingkat yang tidak dapat dijangkau manusia.
d. Apa yang dibawa oleh wahyu itu
tidak ada yang bertentangan dengan akal, bahkan ia sejalan dengan prinsip
prinsip akal.
e. Wahyu itu merupakan satu kesatuan
yang lengkap, tidak terpisah pisah. Diantara tanda kesatuannya adalah
penafsiran satu bagian dengan bagian yang lainnya saling berhubungan.
f. Wahyu itu menegakkan hokum menurut
kategori perbuatan manusia, baik berupa perintah maupun larangan. Keduanya
berkaitan dengan ujaran yang sifatnya langsung terkait dengan jenis perbuatan
tersebut.
g. Sesungguhnya
wahyu, yang berupa Alqur’an dan hadits, turun secara berangsur angsur dalam
rentang waktu yang cukup panjang. Turunnya sesuai dengan keperluan dan kasus
yang terjadi pada zaman dan tempat dimana ia diturunkan.
2.2.4.Hakikat
wahyu
Wahyu
merupakan petunjuk dari Allah yang diturunkan untuk menyelesaikan masalah
umat.Kita sebagai khalifah dibumi harus berpedoman kepada wahyu Allah Swt. baik
kauniyah maupun qauliyah. Baik dalam penentuan hukum, ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya.
2.2.5.Kebenaran
wahyu
Karena
diturunkan sumbernya dari Allah Swt. dan tidak ada campur tangan manusia dan
kebenarannya tidak boleh di ragukan dan harus di imani.
Wahyu
yang diturunkan oleh Allah swt. berbentuk wahyu qur’aniyyah (qauliyyah) dan
wahyu kauniyyah. Wahyu Qur`aniyahmerupakan ayat Allah yang tersurat,
sedangkan wahyu kauniyyah adalah ayat Allah yang
tersirat. Qauliyah merupakan sesuatu yang tertulis dan
merupakan wahyu yang diberikan secara langsung oleh Allah S.W.T. kepada nabi
Muhammad S.A.W.. Semuanya itu terkumpul dalam 2 pedoman umat islam yaitu
al-quran dan as-sunnah (Hadist Nabi) melalui perantara malaikat
Jibril. Dalam wahyu Quraniyah akan menghasilkan ulama dengan ilmu al
quran, dan kauniyah akan menghasilkan ilmuwan dengan ilmu alamnya.
Dijelaskan
dalam QS Yusuf ayat 2, sebagai berikut:
اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ قُرۡءٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمۡ
تَعۡقِلُوۡنَ
Yang
artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Selanjutnya dijelaskan al
baqarah 32:
قَالُواْ سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا
عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Maha
Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”( QS Al Baqarah : 32 )
Dalam
contoh dua ayat tersebut, dapat dijelaskan bahwa Tuhan memberi manusia akar
pikiran untuk mmahami Al Quran. Dan sesungguhnya segala ajaran kehidupan
dan alam di bumi telah dituangkan dalam Al Quran.
Akal
berasal daribahasa Arab ‘aqala-ya’qilu’ yang secara lughawi memilikibanyak makna,
sehingga
kata al-‘Aqlsering disebut sebagai lafadz musytarak,
yakni kata yang memiliki banyak makna.Dalam kamus bahasa
Arab al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam,
dijelaskanbahwa ‘aqala memiliki makna adraka(mencapai,
mengetahui),fahima (memahami), tadarabbawatafakkara (merenung dan berfikir). Kataal-‘Aqlu sebagai mashdar (akar
kata) jugamemiliki arti nurunnuhaniyyunbihitudriku al-nafsu ma la
tudrikuhu bi al-hawas, yaitucahaya ruhani yang
dengannya seseorangdapat mencapai, mengetahui sesuatu yang
tidak dapat dicapai olehindera. Al-‘aql jugadiartikan al-qalb,
hatinurani atau hati sanubari.[4] akal
digunakan untuk memahami wahyu,
danwahyu untuk dijadikan pedoman.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Islam
merupakan agama wahyu yang kebenaran wahyunya tidak dapat diragukan lagi. Wahyu
turun langsung dari Allah sebagai pedoman manusia di bumi. Dengan perantara
Nabi melalui malaikat, wahyu dapat sampai kepada kita berupa Al Quran maupun
wahyu kauliyah dalam ciptaan alam. Sebagai manusia yang mempunyai akal, manusia
diharuskan berfikir dalam wahyu tersebut, dan wahyu juga merupakan
ptunjuk.
Demikian
makalah yang dapat kami tuliskan berkenaan dengan islam sebagai agama wahyu.
Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, dan kami menyadari banyak kesalahan dalam
penulisan makalah ini, baik tulisan maupun isi. Kami menantikan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abd.
Hakim, Atang dan jaih mubarok.METODOLOGI STUDI ISLAM. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 1999.
bisa,
membaca. membacabisa.blogspot. 21 Maret 2016. 13 oktober 2017 <http://membacabisa.blogspot.co.id>.
Izutsu,
Toshihiko. RELASI TUHAN dan MANUSIA. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya,
2003.
Muhaimin. KAWASAN
DAN WAWASAN STUDI ISLAM. Jakarta: PRENADA MEDIA, 2005.
Ulfah,
Maria. akal dan wahyu dalam islam. skripsi S1 - ushuluddin. semarang:
walisongo.ac.id, 2009.
waluyo.
“gunadarma.ac.id.” t.thn. gunadarma web site. 16 10 2017
<https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi6rvWEmvTWAhVIWhoKHYy0CScQFggmMAA&url=http%3A%2F%2Fs_waluyo.staff.gunadarma.ac.id%2FPublications%2Ffiles%2F2460%2Fbab3-agama_islam.pdf&usg=AOvVaw1lpTHfsIBGYMPS-goG>.
Yasid,
Abu. Nalar dan Wahyu. Jakarta: Erlangga, 200
PERTANYAAN
1. Amkhana
Bagaimana
kita dapat menetapkan bahwa Al-Quran itu adalah wahyu yang diturunkan dari sisi
Allah Swt?
Jawab: kita
dapat menukil riwayat-riwayat definitive dari Rasulullah Saw sendiri. Atau
riwayat salah satu maksum As yang bersabda: Al-Quran adalah wahyu yang berasal
dari sisi Allah Swt. Dengan memperhatikan mukjizat yang dimiliki para Imam
Maksum dan mukjizat lain Rasulullah Saw yang menerapkan derajat ilahianya
Al-Quran serta dengan memperhatikan kemaksumannya dari segla kesalahan yang
sengaja atau yang tidak disengaja (baik dalam perbuatan dan ucapan) yang
merupakan dalil-dalil kuat dan pada kesempatan lain akan dibahas maka sabda
mereka terkait dengan Al-Quran adalah sabda yang dapat diterimadan dapat
dibuktikan.
2. Riani
Apa bukti
keontontikan sebgai wahyu?
Jawab:
dilihat dari aspek ciri-ciri dan sifat Al-Quran dapat dilihat dari hal-hal
berikut:
a. Keunikan redaksi Al-Quran
b. Kemukjizatan Al-Quran
Dilihat dari aspek kesejarahan sebagai
berikut:
a. Masyarakat yang hidup pada masa turunnya
Al-Quran
b. Masyarakat Arab pada saat itu dikenal
sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja
c. Masyarakat Arab sangat cenderung
membanggakan kesusastraan
d. Al-Quran menganjurkan kepada kaum muslim
ntuk memperbanyak membaca Al-Quran dan mempelajari
e. Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan
mereka
3. Ninda Sri Rahayu
Bagaimana cara
penerimaan wahyu itu turun?
Jawab: - Dengan
komunikasi misterius
-
Berbicara dibalik tabir
-
Mengirimkan seorang utusan
Desih dinningthias
ReplyDeleteTrims pa, semoga bermanfaat
ReplyDeleteIna khoerunnisa (1808205062)
ReplyDeleteShafira hendrayani
ReplyDelete