makalah kelompok 6 ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metodologi Studi Islam”.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari segala pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.  Allah SWT
2. Bapak M. Masrukhan
3. Orang tua yang senantiasa mendukung baik secara moral maupun materil.
4. Teman-teman yang bersedia memberi kritik dan saran yang membangun.
            Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan maupun pembahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
            Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Cirebon, Oktober 2018





DARTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................     i
DAFTAR ISI.................................................................................................    ii
BAB I        PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang.....................................................................    1
1.2    Rumusan Masalah................................................................    1
1.3    Tujuan .................................................................................    1
BAB II       PEMBAHASAN
2.1    Hakikat Perbedaan antara Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat      2
2.2    Metode Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah................ 3
2.3    Klasifikasi Ilmu Pengetahuan................................................... 4
2.4     Pendekatan Pokok Studi Ilmiah: Interdisiplin, Multidisiplin, dan  Islam secara Saintifik           6

......

BAB III.... PENUTUP
3.1  Kesimpulan...........................................................................     7     
3.2  Saran.....................................................................................      7
DAFTAR PUSTAKA





















BAB II
ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH

A. Hakikat Perbedaan antara Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat
     1. Pengertian Pengetahuan
        M.J. Langgeve (1987) menyatakan bahwa pengetahuan adalah "Kesatuan antara subjek    yang mengetahui dan objekbyang dimetahui". Pada garis besarnya, pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu pengetahuan (حضري)  hudury atau  knowledge by present dan pengetahuan (اصولي) ushuly atau knowledge by correspondence.
         Knowledge by present, artinya pengetahun yang diperoleh secara langsung dan tidak memerlukan landasan teori apapun. Contohnya, pengetahuan tentang rasa lapar.
                Adapun knowledge by correspondence adalah sebaliknya, pengetahuan diperoleh melalui perantaraan, misalnya melalui perantaraan indra dan lain-lain. Knowledge by correspondence dibagi menjadi dua bagian lagi, yaitu pengetahuan rasional dan pengetahuan empiris.
Pengetahuan rasional, contohnya pengetahuaan tentang matematika, politik,filsafat, dan lain-lain, sedangkan pengetahuan empiros, contohnya pengetahuan tentang biologi, kimia, fisika, dan lain-lain.
     2. Pengertian Ilmu
               Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu 'ilmu (علم) yang berarti tahu atau mengetahui.Menurut Bahruddin Salam (1995) dalam bukunya Filsafat Manusia (antropologi metafisika):
         " Ilmu pengetahuan adalah kumpulan mengenai suatu hal tertentu (objek), yang memberkan kesatuan yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan dengan menunjukan sebab-sebab dari hal atau kejadian itu".
                Dari kutipan di atas, dipahami bahwa ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang diserap/serapan dengan cara sistematis, disusun dengan rapi, dan ditata menurut metode dan sistematika tertentu agar dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang menggunakan metode atau cara dan sistematika sehingga sangat memungkinkan untuk mendapatkan kebenaran.
     3. Pengertian Filsafat
        Filsafat berasal dari bahasa Arab (فلسفة). Orang Arab mengambilnya dari bahasa Yunani,   yaitu philosophie. Dalam bahasa yunani, philosophie merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan sopia. Menurut Pujawiyatna (1987), philo artinya cinta dalam arti seluas-luasnya, sedangkan sofia artinya krbijaksanaan.
Kata filsafat lebih jauh dijelaskan oleh Amsal Bukhari (1989), yang mengambil ulasan Al-Farabi, bahwa "filsafat adalah pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat sebenarnya."
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu yang menerangkan dan menggunakan metode serta sistem untuk mendapatkan yang ingin diketahui secara mendalam dan mengakar, melebihi yang didapatkan oleh ilmu pengetahuan.
    2. Perbedaan Filsafat, Ilmu, dan pengetahuan
  Perbedaan antara pengetahuan, ilmu, dan filsafat adalah sebagai berikut. Pengetahuan berada pada tahap pertama, yaitu sekadar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan ilmu sudah sampai pada tahapan yang kedua, yaitu pengenalan secara rasio, artinya keberadaan manusia (manusia sebagai objek) dengan segala sifatnya sudah dianalisis, secara akal, sehingga tidak bertanya-tanya dan ragu-ragu. Perbedaan ilmu dan filsafat adalah objek filsafat universal atau bersifat umum, sementara ilmu bersifat khusus.
    Kemudian, penjelajah ilmu akan merasa puas dengan teori-teorinya, sedangkan filsafat terus berenang dan menyelam pada uji coba dan eksperimen, seperti halnya yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s. ketika ingin mengetahui cara menghidupkan yang mati. (Q.S. Al- Baqarah [2]: 260).
øŒÎ)ur tA$s% ÞO¿Ïdºtö/Î) Éb>u‘ ‘ÏRÍ‘r& y#ø‹Ÿ2 Ç‘ósè? 4’tAöqyJø9$# tA$s% öNs9urr& `ÏB÷sè? tA$s% 4’n?t/ `Å3»s9ur £`ͳyJôÜuŠÏj9 ÓÉ<ù=s% tA$s% õ‹ã‚sù Zpyèt/ö‘r& z`ÏiB ÎŽö©Ü9$# £`èd÷ŽÝÇsù y7ø‹s9Î) ¢OèO ö@yèô_$# 4’n?tã Èe@ä. 9@t6y_ £`åk÷]ÏiB #[ä÷“ã_ ¢OèO £`ßgãã÷Š$# y7oYÏ?ù'tƒ $\Š÷èy™ 4 öNn=÷æ$#ur ¨br& ©!$# ͕tã ×LìÅ3ym ÇËÏÉÈ  

Artinya:
"Dab (ingatlah) ketika ibrahim berkata,'ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati'. Allah berfirman, 'Belum percayakah engkau?' Dia (Ibrahim) menjawab, 'Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)'. Dia (Allah) berfirman, 'Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu' kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.' Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Maha-bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah [2]: 260)
Titik tekan kajian Filsafat adalah ontologi, sementara titik tekan kajian ilmu pengetahuan (science) adalah epistemologi sehingga apabila dibuat dalam sebuah bagan, bentuknya seperti: ontologi berbicara tentang benda atau objeknya, objek ontologis itu ada dua, yaitu objek materi fisik dan objek materi nonfisik.
B. Metode Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah
     1. Hakikat Metode Ilmiah
 Metode ilmiah dapat dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, metode ilmiah bertujuan mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan yang sistematis.
Menurut Almack (Ahmad Tanzeh,2009), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Adapun Ostle berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuat untuk memperoleh suatu interelasi.
      2. Kriteria Metode Ilmiah
                 Metode ilmiah mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam bekerja, seperti dalam tabel berikut.
Beberapa kriteria agar metode yang digunakan dalam penelitian disebut ilmiah, yaitu sebagai berikut.
a. Berdasarkan Fakta
b. Bebas dari prasangka
c. Mengunakan prinsip Analisis
d. Menggunakan Hipotesis
e. Menggunakan Ukuran Objektif
f. Menggunakan Kuantifikasi
3. Struktur pengetahuan Ilmiah
                Struktur Artinya susunan, dengan menggabungkan struktur bersama pengetahuan. Artinua, menjadi susunan pengetahuan ditambah dengan kata "ilmiah", yqng harfiah adalah sususnan pengetahuan yang tertata dengan baik dan sistematis.
C. Klasifikasi Ilmi Pengetahuan
 Ilmu pengetahuan dari aspek pragmatis terbagi dua. Pertama, ilmu kealaman, seperti fisika, kimia, biologi yang bertujuan mencari hukum-hukum alamnatau mencari keteraturan-keteraturan yang terjadi pada alam. Kedua, ilmi budaya yang mempunyai sifat tidak berulang.
               Adapun ilmu pengetahuan manusia berdasarkan klasifikasi ilmu menurut objek ilmu pengetahuan terbagi tiga bagian yaitu,
1. Ilmu-ilmu Alam
               Dalam sejarah ilmu pengetahuan, filsafat adalah pengetahuan yang pertama lahir.
Ilmu mempelajari susunan benda serta perkembangannya (Fazlur Rahman, 1992:71). Sumber ilmu ini adalah alam.Dalam islam, adalah ciptaan dan anugerahn
2. Ilmu-ilmu Sosial
               Objek dari ilmu-ilmu sosial ini adalah masyarakat/manusia yang selalu berubah-ubah.
Untuk memperoleh gambaran tentang ilmu sosial, Soerjono Soekanto (2002:13) menyusun kriteria berikut:
a. Memerinci isi ilmu sosial secara konkret
b. Memerinci yang dianggap sebagai sebab-sebab khusus dari variabel-variabel bergantung;
c. Teknik apakah uang lazim digunakan oleh masing-masing ilmu pengetahuan untuk mendapatkan kebenaran atau mencapai sasarannya.Hal ini mencakup metode dan tektik penelitian.
3. Humaniora
               Menurut jasob (1988:68), humaniora adalah Ilmu-ilmu " kejiwaan" dikurangi ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu perilaku (sebagian), atau dengan lebih positif, ia mencakup bahasa dan sastra, sejarah kebudayaan, filsafat dan etika, hukum, serta agama (teologi).
Islam sebahai wahyu adalah suatu hal yang sudah tetap, yaitu islam seperti halnya yang disebutkan dalam Al-Quran Al-Karim.Konsep kajian islam sebagai pemikiran atau pemahaman adalah kajian yang berangkat dari sumber-sumber yang diakui sebagai sumber-sumber islam, seperti Al-Quran Al-Karim, hadis, ijma, dan sebagainya.
D. Pendekatan Pokok Studi Ilmiah: Interdisiplin, Multidisiplin, dan pengkajian islam Secara Saintifik
      1. Pendekatan Interdisiplin
                Interdisiplin pendekatan terjadi apabila objek sebuah disiplin ilmu didekati dengan pendekatan disiplin ilmu lainnya, misalnya gabungan pendekatan sosiologis dan historis, atau sosiologis dengan psikologis. Contoh kajiam yang menggunakanbdua pendekatan adalah sosiologis sastra,yaitu ilmunkesastraan didekati dengan pendekatan sosiologis.
2. Pendekatan Multidisiplin
                Multidisiplin muncul apabila sebuah kajian sebuah disiplin ilmu didekati dengan dua pendekatan disiplin ilmu yang berbeda. Misalnya hukum didekati dengan sejarah dan sosial, yang kemudian memghasilkan kajiam sejarah sosial hukum islam.
3. Pengkajian Islam Secara Saintifik
                Pengkajian islam secara saintifik berorientasi pada tranformasi psikologi telah berkembang pada pengkajian secara analitis, yang berfungsi pada level yang objektif untuk transformasi kemasyarakatan.
Hanna Djumhana Bastaman (Moeflieh Hasbullah, ed,2000: 296) memberikan beberapa pola pemikiran " Islamisasi sains" berkaitan dengan interdisiplin dan multidisiplin sebagai berikut:
a. Similarisasi : penyamaan Konsep.
b. Paralelisasi : memparalelkan konsep.
c. Komplementasi : saling memperkuat satu sama lain.
d. Komparasi  : membandingkan konsep atau teori.
e. Komparasi : menghubungkan prinsip agama pada asumsi-asumsi.
f. Verifikasi. : pembuktian kebenaran agama oleh suatu hasil penelitian.
     

Comments

Post a Comment