KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metodologi
Studi Islam”.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis telah mendapat banyak bantuan dari segala pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT
2. Bapak M. Masrukhan
3. Orang tua yang senantiasa mendukung baik secara moral maupun
materil.
4. Teman-teman yang bersedia memberi kritik dan saran yang
membangun.
Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan
maupun pembahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini
selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Cirebon, Oktober 2018
DARTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang..................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah................................................................ 1
1.3
Tujuan
................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Hakikat
Perbedaan antara Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat 2
2.2
Metode
Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah................ 3
2.3
Klasifikasi Ilmu
Pengetahuan................................................... 4
2.4 Pendekatan Pokok Studi
Ilmiah: Interdisiplin, Multidisiplin, dan
Islam secara Saintifik 6
......
BAB III.... PENUTUP
3.1
Kesimpulan........................................................................... 7
3.2
Saran..................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
ISLAM SEBAGAI
PENGETAHUAN ILMIAH
A. Hakikat Perbedaan antara Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat
1. Pengertian Pengetahuan
M.J. Langgeve (1987) menyatakan bahwa
pengetahuan adalah "Kesatuan antara subjek yang mengetahui dan
objekbyang dimetahui". Pada garis besarnya, pengetahuan dibagi menjadi
dua, yaitu pengetahuan (حضري) hudury
atau knowledge by present dan
pengetahuan (اصولي) ushuly atau knowledge by correspondence.
Knowledge by present, artinya pengetahun yang
diperoleh secara langsung dan tidak memerlukan landasan teori apapun.
Contohnya, pengetahuan tentang rasa lapar.
Adapun knowledge by correspondence adalah
sebaliknya, pengetahuan diperoleh melalui perantaraan, misalnya melalui
perantaraan indra dan lain-lain. Knowledge by correspondence dibagi menjadi dua
bagian lagi, yaitu pengetahuan rasional dan pengetahuan empiris.
Pengetahuan
rasional, contohnya pengetahuaan tentang matematika, politik,filsafat, dan
lain-lain, sedangkan pengetahuan empiros, contohnya pengetahuan tentang biologi,
kimia, fisika, dan lain-lain.
2. Pengertian Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu 'ilmu (علم)
yang berarti tahu atau mengetahui.Menurut Bahruddin Salam (1995) dalam bukunya
Filsafat Manusia (antropologi metafisika):
" Ilmu pengetahuan adalah kumpulan mengenai suatu hal tertentu
(objek), yang memberkan kesatuan yang sistematis dan dapat dipertanggung
jawabkan dengan menunjukan sebab-sebab dari hal atau kejadian itu".
Dari kutipan di atas, dipahami bahwa ilmu
adalah kumpulan pengetahuan yang diserap/serapan dengan cara sistematis,
disusun dengan rapi, dan ditata menurut metode dan sistematika tertentu agar
dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang menggunakan
metode atau cara dan sistematika sehingga sangat memungkinkan untuk mendapatkan
kebenaran.
3. Pengertian
Filsafat
Filsafat berasal
dari bahasa Arab (فلسفة). Orang Arab mengambilnya dari bahasa Yunani, yaitu philosophie.
Dalam bahasa yunani, philosophie merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo
dan sopia. Menurut Pujawiyatna (1987), philo artinya cinta dalam arti
seluas-luasnya, sedangkan sofia artinya krbijaksanaan.
Kata filsafat lebih
jauh dijelaskan oleh Amsal Bukhari (1989), yang mengambil ulasan Al-Farabi,
bahwa "filsafat adalah pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat sebenarnya."
Dari keterangan
tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu yang menerangkan dan
menggunakan metode serta sistem untuk mendapatkan yang ingin diketahui secara
mendalam dan mengakar, melebihi yang didapatkan oleh ilmu pengetahuan.
2. Perbedaan Filsafat, Ilmu, dan pengetahuan
Perbedaan antara pengetahuan, ilmu, dan
filsafat adalah sebagai berikut. Pengetahuan berada pada tahap pertama, yaitu
sekadar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan ilmu sudah
sampai pada tahapan yang kedua, yaitu pengenalan secara rasio, artinya
keberadaan manusia (manusia sebagai objek) dengan segala sifatnya sudah
dianalisis, secara akal, sehingga tidak bertanya-tanya dan ragu-ragu. Perbedaan
ilmu dan filsafat adalah objek filsafat universal atau bersifat umum, sementara
ilmu bersifat khusus.
Kemudian, penjelajah ilmu akan merasa puas
dengan teori-teorinya, sedangkan filsafat terus berenang dan menyelam pada uji
coba dan eksperimen, seperti halnya yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s. ketika
ingin mengetahui cara menghidupkan yang mati. (Q.S. Al- Baqarah [2]: 260).
øÎ)ur tA$s% ÞO¿Ïdºtö/Î) Éb>u ÏRÍr&
y#ø2 Çósè? 4tAöqyJø9$# � tA$s% öNs9urr& `ÏB÷sè? � tA$s% 4n?t/ `Å3»s9ur £`ͳyJôÜuÏj9
ÓÉ<ù=s% �
tA$s% õãsù Zpyèt/ör& z`ÏiB Îö©Ü9$# £`èd÷ÝÇsù y7øs9Î) ¢OèO ö@yèô_$#
4n?tã Èe@ä. 9@t6y_ £`åk÷]ÏiB #[ä÷ã_ ¢OèO £`ßgãã÷$# y7oYÏ?ù't $\÷èy 4
öNn=÷æ$#ur ¨br& ©!$# îÍtã ×LìÅ3ym ÇËÏÉÈ
Artinya:
"Dab (ingatlah)
ketika ibrahim berkata,'ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang mati'. Allah berfirman, 'Belum percayakah engkau?' Dia
(Ibrahim) menjawab, 'Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)'. Dia
(Allah) berfirman, 'Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah
olehmu' kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian
panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.' Ketahuilah
bahwa Allah Mahaperkasa, Maha-bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah [2]: 260)
Titik tekan kajian
Filsafat adalah ontologi, sementara titik tekan kajian ilmu pengetahuan
(science) adalah epistemologi sehingga apabila dibuat dalam sebuah bagan,
bentuknya seperti: ontologi berbicara tentang benda atau objeknya, objek ontologis itu ada dua, yaitu objek materi
fisik dan objek materi nonfisik.
B. Metode Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah
1. Hakikat Metode
Ilmiah
Metode ilmiah dapat dikatakan suatu pengejaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena
ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari
fakta-fakta, metode ilmiah bertujuan mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis.
Menurut Almack
(Ahmad Tanzeh,2009), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Adapun Ostle
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuat untuk
memperoleh suatu interelasi.
2. Kriteria Metode
Ilmiah
Metode ilmiah mempunyai kriteria serta
langkah-langkah tertentu dalam bekerja, seperti dalam tabel berikut.
Beberapa kriteria
agar metode yang digunakan dalam penelitian disebut ilmiah, yaitu sebagai
berikut.
a. Berdasarkan Fakta
b. Bebas dari
prasangka
c. Mengunakan
prinsip Analisis
d. Menggunakan
Hipotesis
e. Menggunakan
Ukuran Objektif
f. Menggunakan
Kuantifikasi
3. Struktur pengetahuan Ilmiah
Struktur Artinya susunan, dengan menggabungkan
struktur bersama pengetahuan. Artinua, menjadi susunan pengetahuan ditambah
dengan kata "ilmiah", yqng harfiah adalah sususnan pengetahuan yang
tertata dengan baik dan sistematis.
C. Klasifikasi Ilmi Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dari aspek pragmatis terbagi
dua. Pertama, ilmu kealaman, seperti fisika, kimia, biologi yang bertujuan
mencari hukum-hukum alamnatau mencari keteraturan-keteraturan yang terjadi pada
alam. Kedua, ilmi budaya yang mempunyai sifat tidak berulang.
Adapun ilmu
pengetahuan manusia berdasarkan klasifikasi ilmu menurut objek ilmu pengetahuan
terbagi tiga bagian yaitu,
1. Ilmu-ilmu Alam
Dalam sejarah ilmu pengetahuan, filsafat adalah
pengetahuan yang pertama lahir.
Ilmu mempelajari
susunan benda serta perkembangannya (Fazlur Rahman, 1992:71). Sumber ilmu ini
adalah alam.Dalam islam, adalah ciptaan dan anugerahn
2. Ilmu-ilmu Sosial
Objek dari ilmu-ilmu sosial ini adalah
masyarakat/manusia yang selalu berubah-ubah.
Untuk memperoleh
gambaran tentang ilmu sosial, Soerjono Soekanto (2002:13) menyusun kriteria
berikut:
a. Memerinci isi
ilmu sosial secara konkret
b. Memerinci yang
dianggap sebagai sebab-sebab khusus dari variabel-variabel bergantung;
c. Teknik apakah
uang lazim digunakan oleh masing-masing ilmu pengetahuan untuk mendapatkan
kebenaran atau mencapai sasarannya.Hal ini mencakup metode dan tektik
penelitian.
3. Humaniora
Menurut jasob (1988:68), humaniora adalah
Ilmu-ilmu " kejiwaan" dikurangi ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu
perilaku (sebagian), atau dengan lebih positif, ia mencakup bahasa dan sastra,
sejarah kebudayaan, filsafat dan etika, hukum, serta agama (teologi).
Islam sebahai wahyu
adalah suatu hal yang sudah tetap, yaitu islam seperti halnya yang disebutkan
dalam Al-Quran Al-Karim.Konsep kajian islam sebagai pemikiran atau pemahaman
adalah kajian yang berangkat dari sumber-sumber yang diakui sebagai
sumber-sumber islam, seperti Al-Quran Al-Karim, hadis, ijma, dan sebagainya.
D. Pendekatan Pokok Studi Ilmiah: Interdisiplin, Multidisiplin, dan
pengkajian islam Secara Saintifik
1. Pendekatan
Interdisiplin
Interdisiplin pendekatan terjadi apabila objek
sebuah disiplin ilmu didekati dengan pendekatan disiplin ilmu lainnya, misalnya
gabungan pendekatan sosiologis dan historis, atau sosiologis dengan psikologis.
Contoh kajiam yang menggunakanbdua pendekatan adalah sosiologis sastra,yaitu
ilmunkesastraan didekati dengan pendekatan sosiologis.
2. Pendekatan Multidisiplin
Multidisiplin muncul apabila sebuah kajian
sebuah disiplin ilmu didekati dengan dua pendekatan disiplin ilmu yang berbeda.
Misalnya hukum didekati dengan sejarah dan sosial, yang kemudian memghasilkan
kajiam sejarah sosial hukum islam.
3. Pengkajian Islam Secara Saintifik
Pengkajian islam secara saintifik berorientasi
pada tranformasi psikologi telah berkembang pada pengkajian secara analitis,
yang berfungsi pada level yang objektif untuk transformasi kemasyarakatan.
Hanna Djumhana
Bastaman (Moeflieh Hasbullah, ed,2000: 296) memberikan beberapa pola pemikiran
" Islamisasi sains" berkaitan dengan interdisiplin dan multidisiplin
sebagai berikut:
a. Similarisasi :
penyamaan Konsep.
b. Paralelisasi :
memparalelkan konsep.
c. Komplementasi :
saling memperkuat satu sama lain.
d. Komparasi : membandingkan konsep atau teori.
e. Komparasi : menghubungkan
prinsip agama pada asumsi-asumsi.
f. Verifikasi. :
pembuktian kebenaran agama oleh suatu hasil penelitian.
Fatimah Halimatur Rosidah
ReplyDeleteDwike Meilanda
ReplyDeleteNurlaila hadir pak 😃
ReplyDeleteDwike Meilanda Hadir pak😃
ReplyDelete