MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Terstruktur
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen : Masrukhan, ME
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Khikih Nurfaidillah 1808205042
Meli Musyarofatul Ummah 1808205047
Amkhana Desyafitri 1808205079
Akuntansi Syariah B
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji
syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkah,
rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Adapun
tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu materi tugas kegiatan
yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam melaksanakan studi di
tingkat perkuliahan semester I. Adapun judul yang kami buat didalam
makalah ini adalah mengenai “Pengertian Unsur dan Pendekatan Budaya Islam.”
Dalam
proses penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan, dukungan, serta
do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini
kami menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala
ketulusan hati kepada : Bpk Masrukhan, ME.
Kami
sangat menyaadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam
penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan masukan
baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
Cirebon, September 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………...................................................................... ………… i
DAFTAR ISI……............................................................................................. ………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................................ ……..……
1
B.
Tujuan dan Rumusan Masalah ................................................................ ……..……
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Budaya dalam Islam
(Pengertian Unsur dan
Pendekatan).................... …………..
2
B.
Unsur – Unsur Kebudayaan................................................................... ………….. 3
C.
Pendekatan Pokok Dalam Studi Budaya............................................... ………........3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
................................................................................................ ………….
5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... ………….
6
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Budaya adalah hasil cipta karya dan karsa manusia yang diwujudkan
dalam aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat.
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Mempelajari agama Islam bertujuan
untuk mengetahui, memahami, menghayati dan mengamalkan serta untuk obyek penelitian. Artinya mempelajari agamaa islam itu bagi
umat Islam. Untuk itu, kami menyajikan mengenai apa itu kebudayaan dalam islam,
agar kita semua tahu mengenai permasalahan dan bagaimana cara untuk menganggapinya.
B.
RUMUSAN MASALAH
· Apa pengertian dari pendekatan budaya dalam Islam?
· Apa unsur pendeketan budaya dalam Islam?
C. TUJUAN MASALAH
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengerti dan mengetahui mengenai :
v Menjelaskan
pengertian dari kebudayaan Islam
v Menjelaskan
unsur kebudayaan Islam
v Pendekatan
pokok dalam budaya Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
BUDAYA DALAM ISLAM
A. Pengertian
Dalam literatur antropologi terdapat
tiga jenis istilah yang bolehjadi semakna dengan kebudayaan, yaitu culture, civilization, dan kebudayaan. Tern kultur berasal dari
bahasa latin, yaitu dari katacultura (kata kerjanya colo, colere). Arti culture adalah
memelihara, mengerjakan dan mengolah (S.Takdir Alisyahbana, 1986;205). Soerjono
Soekarto (1993 ; 188) mengungkapkan hal yang sama. Namun, ia menjelaskan lebih
jauh bahwa yang dimaksud dengan mengolah
atau mengerjakan sebagai arti kultur adalah mengolah tanaah atau bertani. Atas
dasar arti yang dikandungnya, kebudayaan kemudian dimaknai sebagai segala daya
dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan.
Soerjono
Soekanto (1993:190) menjelaskan bahwa pendapat diatas mengenai kebudayaan dapat
dijadikan sebagai pegangan. Selanjutnya, ia menganalisis bahwa manusia
sebenarnya mempunyai 2 segi atau segi kehidupan,yakni Sisi Material dan Sisi
Spiritual. Sisi materil mengandung karya, yaitu kemampuan manusia untuk
menghasilkan benda-benda atau yang lainnya yang berwujud materi.Sisi spiritual
manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmupengetahuan,karsa yang
menghasilkan kaidah kepercayaan,kesusilaan,kesopanan,hukum serta rasa yang
menghasilkan keindahan.
Manusia
berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan melalui logika,menyelarasikan perilaku
terhadap kaidah melalui etika,dan mendapatkankeindahan melalui estetika. Itu
semua merupakan kebudayaan yang menurut Soerjono Soekanto dapat dijadikan sebagai patokan analisis.
Kebudayaan
yang dijelaskan diatas yang dimiliki oleh setiap masyarakat perbedaanya
terletak pada kemajuan dan kesempurnaan,
kebudayaan masyarakat yang satu lebih maju atau lebih sempurna daripada
kebudayaan untuk memenuhi segala keperluan masyarakat. Biasanya,kebudayaan
masyarakat yang telah mencapai taraf perkembangan, taraf tekhnologi yang lebih
tinggi disebut peradaban (civilization) (Soerjono Soekanto,1993:190).
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas
unsur-unsur besar dan unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari satu keutuhan
yang tidak dapat dipisahkan, unsur-unsur kebudayaan dalam pandangan Malinowski
adalah sebagai berikut:
ü Sistem
norma yang memungkinkan terjadinya kerjasama antara para anggota masyarakat
dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
ü Organisasi
ekonomi.
ü Alat-alat
dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
utama).
ü Organisasikekuatan.
C.
FUNGSI KEBUDAYAAN
Kebudayaan berfungsi selama anggota masyarakat menerimanya sebagai petunjuk perilaku yang pantas. Dalam melindungi dirinya, manusia menciptakan
kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk tentang cara bertindak dan
berperilaku dalam pergaulan hidup. Manusia telah menciptakan kebiasaan bagi dirinya
sendiri.
Kebiasaan tersebut dijadikan kebiasaan yang teratur oleh seseorang,
kemudian dijadikan dasar bagi hubungan antar
orang tertentu sehingga tingkahlaku atau tindakan tersebut dapat diatur dan menimbulkan
norma atau kaidah. Kaidah yang timbul dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya
pada suatu saat dinamakan adat istiadat. Adat istiadat yang mempunyai akibat hukuman
disebut hukum adat.
D.
PENDEKATAN POKOKDALAM STUDI BUDAYA
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatandan
penciptaan batin(akal budi) manusia seperti kepercayaan,kesenian.adat
istiadat,dan
kegiatan(usaha) batin untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan.Karakteristik
Studi Budaya ini
bersifat dinamis karena sering dipengaruhi oleh perubahan dalam kehidupan
modern. Dengan demikian, kebudayaan merupakan hasil daya cipta manusia yang menggunakan dan mengarahkan segenap
potensi yang dimilikinya.
ü Pendekatan
Kebudayaan dalam Memahami Agama
Ketika kita melihat dan
memperlakukan agama sebagai kebudayaan, yang kita lihat adalah agama sebagai
keyakinan yang hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu, harus dapat
menyesuaikan nilai-nilai hakikinya dengan nilai-nilai budaya sergta unsur-unsur
kebudayaan yang ada. Dengan demikian, agama akan dapat menjadi nilai-nilai dari
kebudayaan tersebut.
ü Pendekatan
Kebudayaan terhadap Agama
Pengalaman agama yang terdapat
dalam suatu masyarakat, diproses oleh penganutnya dari sumber agama, yaitu
wahyu melalui penalaran.
Contoh: teks Al-Qur’an dan Hadits
melibatkan unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, Islam
menjadi membudaya di tengah-tengah masyarakat. Melalui pemahaman terhadap
kebudayaan tersebut, seseorang dapat mengamalkan ajaran agama.
Islam sering disebut produk budaya, khususnya budaya
arab. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena budaya arab yang
kemudian dijadikan rujukan keagamaan, misalnya sakralisasi bulan ramadhan, mengaggungkan bulan-bulan
harm (Muharam, Rajab, Dzulqo’dah, Dhulhijjah). Dasar kebudayaan Islam
Kebudayaan Islam lahir atas dasar yang bertolak belakang dengan dasar kebudayaan Barat. Ia lahir atas dasar rohani yang mengajak manusia supaya pertama sekali dapat menyadari hubungannya dengan alam dan tempatnya dalam alam ini dengan sebaik-baiknya. Kalau kesadaran demikian ini sudah sampai ke batas iman, maka imannya itu mengajaknya supaya ia tetap terus-menerus mendidik dan melatih diri, membersihkan hatinya selalu, mengisi jantung dan pikirannya dengan prinsip-prinsip yang lebih luhur – prinsip-prinsip harga diri, persaudaraan, cinta kasih, kebaikan dan berbakti. Atas dasar prinsip-prinsip inilah manusia hendaknya menyusun kehidupan ekonominya. Cara bertahap demikian ini adalah dasar kebudayaan Islam, seperti wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad, yakni mula-mula kebudayaan rohani, dan sistem kerohanian disini ialah dasar sistem pendidikan serta dasar pola-pola etik (akhlak). Dan prinsip-prinsip etik ini ialah dasar sistem ekonominya. Tidak dapat dibenarkan tentunya dengan cara apa pun mengorbankan prinsip-prinsip etik ini untuk kepentingan sistem ekonomi tadi.
Kebudayaan Islam lahir atas dasar yang bertolak belakang dengan dasar kebudayaan Barat. Ia lahir atas dasar rohani yang mengajak manusia supaya pertama sekali dapat menyadari hubungannya dengan alam dan tempatnya dalam alam ini dengan sebaik-baiknya. Kalau kesadaran demikian ini sudah sampai ke batas iman, maka imannya itu mengajaknya supaya ia tetap terus-menerus mendidik dan melatih diri, membersihkan hatinya selalu, mengisi jantung dan pikirannya dengan prinsip-prinsip yang lebih luhur – prinsip-prinsip harga diri, persaudaraan, cinta kasih, kebaikan dan berbakti. Atas dasar prinsip-prinsip inilah manusia hendaknya menyusun kehidupan ekonominya. Cara bertahap demikian ini adalah dasar kebudayaan Islam, seperti wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad, yakni mula-mula kebudayaan rohani, dan sistem kerohanian disini ialah dasar sistem pendidikan serta dasar pola-pola etik (akhlak). Dan prinsip-prinsip etik ini ialah dasar sistem ekonominya. Tidak dapat dibenarkan tentunya dengan cara apa pun mengorbankan prinsip-prinsip etik ini untuk kepentingan sistem ekonomi tadi.
Tanggapan
Islam tentang kebudayaan demikian ini menurut hemat saya ialah tanggapan yang
sesuai dengan kodrat manusia, yang akan menjamin kebahagiaan baginya. Kalau ini
yang ditanamkan dalam jiwa kita dan kehidupan seperti dalam kebudayaan Barat
itu kesana pula jalannya, niscaya corak umat manusia itu akan berubah,
prinsip-prinsip yang selama ini menjadi pegangan orang akan runtuh, dan sebagai
gantinya akan timbul prinsip-prinsip yang lebih luhur, yang akan dapat
mengobati krisis dunia kita sekarang ini sesuai dengan tuntunannya yang lebih
cemerlang. Qur’an menghendaki manusia supaya merenungkan alam semesta ini,
supaya mengetahui berita-berita sekitar itu, yang kelak renungan demikian itu
akan mengantarkannya kepada kesadaran tentang wujud Tuhan, tentang keesaanNya,
seperti dalam firman Allah:
إِنَّ
فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ
وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ
ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٖ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا
وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٖ وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلۡمُسَخَّرِ
بَيۡنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ١٦٤
“Bahwasanya dalam penciptaan langit dan bumi,
dalam pergantian malam dan siang, bahtera yang mengarungi lautan membawa apa
yang berguna buat umat manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit
berupa air, lalu dengan air itu dihidupkanNya bumi yang sudah mati kering,
kemudian disebarkanNya di bumi itu segala jenis hewan, pengisaran angin dan
awan yang dikemudikan dari antara langit dan bumi – adalah tanda-tanda (akan
keesaan dan kebesaran Tuhan) buat mereka yang menggunakan akal pikiran.”
(Qur’an, 2: 164) ”
Dan
sebagai suatu tanda buat mereka, ialah bumi yang mati kering. Kami hidupkan
kembali dan Kami keluarkan dari sana benih yang sebagian dapat dimakan. Disana
Kami adakan kebun-kebun kurma dan palm dan anggur dan disana pula Kami
pancarkan mata air – supaya dapat mereka makan buahnya. Semua itu bukan usaha
tangan mereka. Kenapa mereka tidak berterima kasih. Maha Suci Yang telah
menciptakan semua yang ditumbuhkan bumi berpasang-pasangan, dan dalam diri
mereka sendiri serta segala apa yang tiada mereka ketahui. Juga sebagai suatu
tanda buat mereka – ialah malam. Kami lepaskan siang, maka mereka pun berada
dalam kegelapan. Matahari pun beredar menurut ketetapan yang sudah ditentukan.
Itulah ukuran dari Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Juga bulan, sudah Kami
tentukan tempat-tempatnya sampai ia kembali lagi seperti mayang yang sudah tua.
Matahari tiada sepatutnya akan mengejar bulan dan malam pun tiada akan
mendahului siang. Masing-masing berjalan dalam peredarannya. Juga sebagai suatu
tanda buat mereka – ialah turunan mereka yang Kami angkut dalam kapal yang
penuh muatan. Dan buat mereka Kami ciptakan pula yang serupa, yang dapat mereka
kendarai. Kalau Kami kehendaki, Kami karamkan mereka. Tiada penolong lagi buat
mereka, juga mereka tak dapat diselamatkan. Kecuali dengan rahmat dari Kami dan
untuk memberikan kesenangan hidup sampai pada waktunya.” (Qur’an, 36: 33-44.)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebudayaan merupakan
hasil daya cipta manusia yang menggunakan dan mengerahkan segenap potensi yang
dimilikinya, yang selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan oleh seorang
dalam menjawab masalah yang dihadapinya. Dengen demikian, kebudayaan tampil
sebagai pranata yang terus menerus dipelihara para pembentuknya dan generasi
selanjutnya yang diwarisi kebudayaan
tersebut.
Islam
yang dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau yang juga sangat
luas cakupannya. Tentu disini Islam juga dilihat sebagai realitas sosial. Yakni
Islam yang telah menyejarah meruang dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai
fenomena sosial:bisa dilihat dan dicermati.
Pendekatan budaya digunakan untuk memahami agama. Ketika
kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan, yang kita lihat adalah
agama sebagai keyakinan yang hidup dalam masyarakat. Dengan demikian, agama
menjadi corak lokal yang sesual dengan kebudayaan dari masyarakat tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Abd
Atang, Mubarok Jahih. 2017. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Kodir Abdul
Koko. 2017. Metodologi Studi Islam.
Bandung : CV Pustaka Setia
Yang bertanya :
1.
Islah
Khofifah Siami
Menurut anda bagaimana budaya Indonesia yang bertentangan dengan
agama Islam?, apa itu tetap dibudayakan budayanya sedangkan itu menentang
Islam?
Jawaban :
Menurut saya, selama adat budaya manusia itu tidak bertentangan
denagn syariat atau ajaran agama Islam silahkan dilakukan,namun jika
bertentangan dengan ajaran Islam, seperti memamerkan aurat pada sebagian
pakaian adat daerah,atau budaya itu berbau syirik atau memiliki asal-usul
ritual syirik dan pemujaan atau penyembahan kepada dewa-dewa atau selain Allah,
maka budaya seperti itu haram.
Contoh adat budaya tumpeng, tumpeng penyajian nasi dengan
lauk-pauknya yang dibentuk krucut,kalau tumpeng itu sebagai seni masakan yang
dibuat ketika acara 17 agustusan untuk mendoakan kesejahteraan Negara dan
disajikan untuk menghormati orang yang profesinya lebih tinggi maka boleh
dilakukan, tetapi kalu tumpeng itu disajikan untuk ritual-ritual kepada selain
Allah maka hukumnya haram.
Meli Musyarofatul Ummah (1808205047)
ReplyDeleteAmkhana Desyafitri (1808205079)
ReplyDeleteKhikih nurfaidillah (1808205042)
ReplyDelete